Minggu, 03 Januari 2010

Liburan Natal di Singapore (Part 4)

Day 4 : Sentosa Island

Akhirnya hari ini mau kita ke Sentosa Island, cuaca cukup baik. Selama liburan di Singapore ini, hampir tiap hari hujan tapi ngga pernah benar2 deras. Seringkali baru hujan setelah lewat siang dan hujannya juga ngga lebih dari sejam. Ketika pertama kali ke Singapore, kita ngga sempat ke Sentosa Island karena waktu sangat singkat. Setelah sarapan kesukaanku ala Singapore di Killiney yang terdiri dari segelas kopi susu, 2 butir telur setengah matang dan roti selai srikaya, kita langsung ke stasiun MRT menuju ke Harbour Front dan dari sana kita bisa langsung ke Vivo City. Karena hari itu Richard dan Joann sudah harus buka toko maka ngga menemani kita. Orang Singapore liburnya hanya pas tanggal merah saja, ngga kayak orang Indonesia yg dapet jatah libur panjang bener :p

Menu sarapan di Killiney, hanya SGD 3,5/set

Di Vivo City, kita antri untuk memesan tiket ke Sentosa Island. Terdapat antrian yang panjang menuju ke loket penjualan tiket. Kita bisa saja ngga ikut antri dan langsung membeli tiket kereta ke Sentosa Island dan membeli tiket langsung di loket yang ada di Sentosa Island. Saat itu ada paket promo yang menawarkan paket jalan2 ke Sentosa dengan harga lebih murah daripada kalo beli tiket langsung dari loket di Sentosa Island. Ditawarkan paket "Choice of Fun" atau "Choice of Thriller", kita memilih paket "Choice of Fun". Dan dari paket "Choice of Fun" ada beberapa pilihan attraction, kita memilih: The Merlion, Tiger Sky Tower, Fort Siloso dan Sentosa 4D Magix. Totalnya harga SGD 36.90/adult.

Antrian ke loket demi dapet harga paket yang lebih murah

Papan petunjuk perhentian sky train

Pemandangan di luar yang dilihat dari dalam sky train

Sky train melanjutkan perjalanannya setelah kami turun

Setelah turun dari sky train, langsung bisa kulihat patung Merlion raksasa menjulang tinggi maka Merlion yang jadi tempat kunjungan pertama kami. Patung Merlion ternyata ada rongga di dalam dan bisa dimasuki orang sampe ke atas. Karena kita udah punya tiket terusan jadi kita bisa langsung masuk dan kita masing2 dikasih sebuah koin. Di dalam gelap dan ada pajangan gambar2 ttg kisah mahluk aneh, fosil2 dan patung naga. Juga ada film yang mengisahkan sejarah ditemukannya Singapore dan Merlion. Ternyata Singapore ditemukan oleh Pangeran Nila Utama, Pangeran dari Palembang! Setelah melihat film, kita diminta memasukkan koin ke dalam mulut patung singa emas dan kemudian akan keluar kupon berisi bahwa kita memenangkan gift tapi ngga disebut gift apa. Lalu kita naik ke atas dengan lift ke mulut singa dan berfoto di sana dengan juru foto yang disediakan di sana, kemudian kita naik tangga naik ke atas kepala singa. Saat itu hujan dan angin kencang maka kita ngga bisa lama2 di atas.Kita pun turun dan menukarkan kupon tadi dengan gift yang ternyata 2 buah kipas kenang2an dari Merlion dan diberi 2 buah foto yang diambil juru foto tadi dengan biaya tambahan *ngga gratis*.

Patung Merlion menjulang tinggi

Poster2 bergambar aneka monster asing

Pemandangan dari atas Merlion

Pemandangan dari atas Merlion sudut yang lain

Ketika di dalam Merlion, kami bertemu teman baru yaitu pasangan anak muda dari Malaysia yang kemudian jadi teman perjalanan selama di Sentosa karena kebetulan paket pilihan yang kami ambil sama persis! Dari Merlion, kita ke Tiger Sky Tower yang berupa tiang tinggi dengan piringan berisi kursi2 yang bisa diduduki orang. Kita menaiki piringan itu yang kemudian membawa kita naik makin tinggi sehingga kita bisa melihat segala arah karena piringan itu berputar 360 derajat. Kita bisa melihat laut dengan kapal pesiar Star Virgo, juga bisa melihat puncak kepala patung Merlion dan juga bisa melihat area Universal Studios Singapore yang masih dalam pembangunan. Sungguh ngga sabar saat Universal Studios Singapore jadi, menurut rencana akan jadi Januari tahun ini. Yang penasaran seperti apa Universal Studios Singapore bisa melihat video Youtube di sini. Kalo Universal Studios Singapore, udah jadi yang paling ingin kulakukan adalah naik roller coasternya :p

Tiger Sky Tower

Pemandangan dari Tiger Sky Tower bisa melihat kapal pesiar dari kejauhan

Pemandangan dari Tiger Sky Tower juga bisa melihat patung Merlion

Setelah turun dari Tiger Sky Tower, kami berempat sepakat makan di Subway. Sungguh ajaib karena kita dengan pasangan Malaysia teman baru kami punya pilihan paket sama persis dan kemudian selera kita juga sama karena sama2 ingin makan di Subway. Di Jakarta kayaknya udah ngga ada restoran Subway maka aku kangen makan sandwichnya dan akhirnya bisa makan sepuasnya. Habis makan kita ke Sentosa Nature Discovery tempat kita mempelajari kehidupan burung. Dan kemudian kita menuju ke Sentosa 4D Magix, ya ampun langsung kulihat antrian yang sangat panjang! Hampir semuanya orang dewasa yang antri. Kita hanya bisa bersabar dan ikut antri, untung kita udah makan. Kita antri sampe setengah jam dan kemudian disuruh masuk ke dalam ruangan, ternyata masih harus menunggu lagi sekitar 15 menit lagi sebelum benar2 masuk ke ruangan 4D Magix. Pertunjukannya hanya 20 menit, menurutku ngga ada yg luar biasa. Kursinya keras membuat punggung sakit dan efek 3Dnya ngga membuat kaget. Yang membuat kaget justru saat ada semprotan air atau hembusan angin ke leher ataupun ada kain mengipas2 di kaki.

Iklan Sentosa 4D Magix

Saat kami baru mulai antri

Saat kami sudah hampir masuk ruangan, antriannya bertambah panjang

Nggak jauh dari 4D Magix, kita langsung antri untuk naik bis khusus ke pantai Siloso. Kita hendak ke Underwater World tapi antrinya bukan main panjang, maka kita urungkan niat masuk ke sana. Jadi kita hanya melihat2 di sekitar, ada kolam kura2 yang rata2 ukurannya raksasa. Kemudian kita sepakat ke Fort Siloso, maka kita pun ke sana. Di sana ada berbagai peninggalan sisa perang mulai dari meriam, bunker, gudang penyimpana amunisi dll. Kita menunggu di tempat semacam terminal, menunggu kendaraan Fort Siloso Tour yang akan mengantar kita masuk lebih ke dalam. Ada tour guide yang menceritakan kisah seputar sejarah perang di sana. Kita diturunkan di salah satu bangunan dan kita berpencar melihat2 aneka sisa peninggalan perang. Terakhir kita ke toko suvenir yang juga merupakan tempat kendaraan menjemput kita kembali ke terminal tadi.

Kolam dengan kura2 raksasa

Terminal Fort Siloso

Kendaraan yang akan mengantar kita masuk dan juga mengantar kita pulang

Meriam2

Ada orang2an di dalam bangunan bawah tanah

Orang2an sedang meeting

Di terminal Fort Siloso inilah kita berpisah dengan pasangan Malaysia, teman baru kami. Mereka masih mau melanjutkan perjalanan sedangkan kami mau pulang. Hari udah sore dan jam menunjukkan pukul 7 kurang. Kami sudah lapar dan haus, dan kami memutuskan makan malam di Vivo City. Maka kita naik bis khusus Siloso langsung ke stastium sky train yang kemudian mengantar kita langsung ke Vivo City. Kita langsung mencari makan malam dan pilihan kita jatuh ke restoran Jepang, Bachmann Japanese Restaurant. Kita memesan menu set. Sayang sekali karena kamera udah low jadi ngga bisa memotret suasana restorannya maupun makanannya. Aku hanya memotret suasana laut yang jadi teman makan kami karena kami memlih duduk di ruang terbuka. Menu pesananku datang lebih cepat sedangkan menu pesanan Benny lama sekali benar sampe harus menanyakan kepada pelayannya 2x. Saat sedang menyantap makan malam, Benny ditelpon Richard yang mengabari bahwa mau menyusul kita ke Vivo City setelah toko tutup. Baiknya mereka, Benny bilang bahwa kita memang mau mengunjungi mereka ke Bedok sekalian mau ke IKEA di Tampines karena besok kita sudah balik ke Jakarta.

Pemandangan laut ke arah Sentosa Island
dari tempat makan kami


Setelah jalan2 sejam di Vivo City dan membeli beberapa barang di Watson sementara Benny ke toko buku Page One, kami naik MRT ke Bedok. Di stasitun MRT Bedok, Richard dan Joann sudah menanti kami kemudian kami bersama2 menuju ke mobil mereka diparkir. Mereka mau mengantar kami ke IKEA di Tampines. Sungguh mereka baik sekali dan kami sangat bersyukur memiliki teman baik seperti mereka walau kami dari negara yang berbeda. Perjalanan dari Bedok ke Tampines ternyata jauh juga. Saat tiba di sana, sudah jam 10 malam berarti tinggal sejam lagi kita melihat2 di dalam. Kita mulai dari bagian perabot, mirip di Index... barang2nya bagus2 dan bergaya minimalis. Aku mendapat beberapa barang dari sana dengan harga murah yaitu 2 kotak plastik, 2 buah tempat meletakkan sendok untuk di laci, mangkok plastik warna warni, penjepit kantong makanan warna warni. Kita baru menjelajahi separuh saja, tempatnya udah keburu tutup. Sayang sekali padahal bisa kulihat masih banyak barang yang bagus di sana menantiku untuk membelinya hehe. Dengan sisa batere kamera terakhir, kupotret suasana gudang perabot IKEA yang luas dan tinggi.

Suasana gudang di IKEA, semuanya bisa diambil dan dibeli

Keluar dari IKEA, aku dan Benny ingin mentraktir Richard dan Joann minum sambil ngobrol untuk terakhir kali sebelum kami balik ke Jakarta besok. Setelah berputar2 sejenak, akhirnya Richard dan Joann mengajak ke daerah Pasir Ris yang ada kafe buka sampe larut malam di tepi pantai. Ada 3 buah kafe yang masih buka di sana. Kita memilih duduk di ruang terbuka di atas panggung yang didirikan di atas pasir dan kita bisa melihat laut yang sudah gelap gulita. Lagi2 sayang sekali kameraku udah tewas jadi ngga bisa memotret apa2 acara malam itu. Kita memesan spaghetti, ayam dan minuman hangat. Hidangannya datang dengan cepat, pelayanannya memuaskan dan masakannya lezat sekali. Setelah puas makan dan ngobrol, ketika jam sudah menunjukkan pukul 1 lewat tengah malam yang berarti saatnya kami pulang. Saat kami mau didrop di apartemen, kami mengucapkan salam perpisahan dan saling berjanji akan bertemu lagi.

Bersambung ke Liburan Natal di Singapore (Part 4)
Day 5: Last Day at Singapore

Tidak ada komentar: